(Sumber: idntimes.com)
Sukatani, duo elektronik-punk asal Purbalingga yang digawangi Alectroguy (gitar) dan Twister Angel (vokal) terpaksa menghapus lagu mereka yang berjudul ‘Bayar Bayar Bayar’ dari digital platform dan setlist panggung mereka karena liriknya yang menyentil aparat kepolisian.
Kayak gimana sih lirik lagu yang jadi masalah itu?
Sukatani – ‘Bayar Bayar Bayar’
_Mau bikin SIM, bayar polisi
Ketilang di jalan, bayar polisi
Touring motor gede, bayar polisi
Angkot mau ngetem, bayar polisi
Aduh, aduh, ku tak punya uang
Untuk bisa bayar polisi
Mau bikin gigs, bayar polisi
Lapor barang, hilang bayar polisi
Masuk ke penjara, bayar polisi
Keluar penjara, bayar polisi
Aduh, aduh, ku tak punya uang
Untuk bisa bayar polisi
Mau korupsi, bayar polisi
Mau gusur rumah, bayar polisi
Mau babat hutan, bayar polisi
Mau jadi polisi, bayar polisi
Aduh, aduh, ku tak punya uang
Untuk bisa bayar polisi_
Kronologi Kasus
- ‘Bayar Bayar Bayar’ dirilis bersamaan dengan debut album mereka bertajuk Gelap Gempita pada tahun 2023 sebagai kritik sosial yang dengan cepat menarik perhatian publik.
- Penampilan Sukatani di Supermusic United Day 8 (26 Januari 2025) viral karena membawakan lagu ‘Bayar Bayar Bayar’ yang mengkritik oknum polisi dengan penggalan lirik “bayar polisi”.
- Pada 20 Februari 2025, Sukatani merilis video klarifikasi, menegaskan lagu itu murni kritik. Mereka menghapusnya dari platform digital dan setlist, mengimbau warganet menghapus konten terkait, serta menyatakan tak bertanggung jawab atas risiko yang mungkin timbul.
- Tanpa Paksaan – Sukatani menegaskan permintaan maaf kepada Kapolri dan Institusi Kepolisian itu dibuat tanpa tekanan. Hingga kini cuplikan video mereka masih beredar di Instagram, YouTube, dan TikTok.
Kenapa Kasus Ini Besar?
- Indikasi Tekanan dari Otoritas → Gak cuma permintaan maaf dalam video, ‘Bayar Bayar Bayar’ juga dihapus dari platform digital dan setlist panggung yang memicu kekhawatiran akan pembungkaman ekspresi seniman oleh aparat.
- Identitas Personel Dihapus → Alectroguy dan Twister Angel yang selalu merahasiakan identitas panggungnya tiba-tiba melepas topeng dalam video permintaan maaf, membuat publik bertanya: apa yang membuat mereka mengungkapkan wajah mereka?
- Dilihat Sebagai Pelanggaran Undang-Undang → tepatnya Pasal 28E ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
Kata Musisi Yang Memberikan Dukungan Kepada Sukatani:

Terus, Ramai Tagar #1312 Itu Apa Kaitannya?
“1312” adalah kode numerik untuk “ACAB” atau All Cops Are Bastards, slogan yang mengkritik sistem kepolisian karena dianggap mendukung ketidakadilan dan penyalahgunaan wewenang. Dalam kasus Sukatani, penarikan lagu dan pelucutan identitas panggung kedua personelnya memicu perdebatan soal kebebasan berekspresi.
Tagar #KamiBersamaSukatani pun ramai di media sosial sebagai bentuk solidaritas dan kritik terhadap tindakan yang dianggap membatasi ruang berkarya.
Gak cuma musisi, Koalisi Seni pun angkat suara soal intimidasi terhadap seniman dan membagikan langkah-langkah menghadapi ancaman atau pembungkaman akibat karya seni di laman Instagram mereka.

Kalau musik gak boleh nyentil, lalu dimana ruang untuk kritik sosial?
The purpose of lorem ipsum is to create a natural looking block of text (sentence, paragraph, page, etc.) that doesn\’t distract from the layout. A practice not without controversy, laying out pages with meaningless filler text can be very useful when the focus is meant to be on design, not content.
There are many variations of passages of Lorem Ipsum available, but the majority have suffered alteration in some form, by injected humour.